Terkini, Pinrang — Warga Pinrang, Sri Wahyuni, angkat bicara terkait operasi yang dilakukan oleh Polisi di Bumi Lasinrang. Ia tak terima lantaran dirinya menjadi korban salah sasaran dari agenda penggerebekan yang dilakukan di rumahnya.
Uni sapaan akrab Sri Wahyuni bercerita, jika tadi sore di rumahnya kedatangan rombongan aparat kepolisian yang mengaku dari Cyber Polda Sulsel.
“Iya datang bergerombol. Dua mobil, mungkin lebih 10 orang itu datang. Mereka mengaku polisi dari bagian cyber Polda Sulsel,” bebernya, Jumat 10 Mei 2024.
Perempuan berusia 30 tahun itu mengaku, jika para polisi datang menggebu-gebu memasuki rumahnya. Bahkan, beberapa di antaranya langsung merengsek masuk ke dalam rumah menuju kamar kakaknya.
“Saya dikira passobis. Saya dan kakak saya sempat minta untuk diperlihatkan surat atau dokumen penggeladahan atau sejenisnya. Tapi itu tidak ditunjukkan. Kakak saya yang sempat melirik surat itu bilang kalau tidak ada katanya nama saya di situ,” keluhnya.
- Diklatsar Banser, Begini Pesan Kapolres Pinrang
- Respons Aduan Masyarakat, Warga Sidrap Diamankan oleh Satres Narkoba Polres Pinrang Saat Lakukan Operasi di Tiroang
- Tim Sukses Eks Bupati Pinrang Disuruh Minta Maaf, Kasatreskrim: Itu Syarat Mediasi
- Partisipasi Pemilih di Pinrang Tembus di atas 80 Persen, Begini Rinciannya
- Kepala UPTD SD/SMP di Pinrang Dikumpul di Rumah Ketua Parpol, Bawaslu: Penelusuran Sedang Berjalan
Uni menegaskan, jika ia dan keluarganya tak terima dengan perlakuan yang diterimanya oleh aparat yang mengaku dari Cyber Polda Sulsel itu.
Apalagi pada saat kejadian, HP keluarganya ikut diperiksa. Saat operasi itu berakhir, kata Uni, aparat pun hanya sekadar meminta maaf karena terjadi kesalahan operasi.
“Jadi Hp saya, kakak dan juga keponakan saya diminta dan diperiksa oleh mereka (polisi). Ada sekitar 1 jam pemeriksaan Hp sembari saya ditanya-tanya karena diduga passobis. Nah ujungnya itu mereka minta maaf,” terangnya.
Warga kelurahan Pammase itu juga menyampaikan, kalau operasi yang dilakukan oleh aparat polisi di rumahnya itu kini memberi dampak negatif. Khususnya para tetangga yang menyaksikan peristiwa tidak mengenakkan itu.
“Tidak bisa ini selesai cuma minta maaf dari polisi yang datang. Nama keluarga saya tercemar. Apalagi saya ini bukan passobis. Kami sekeluarga meminta pihak Polda Sulsel memberikan klarifikasi secara resmi. Karena hal ini, merusakan nama baik saya dan keluarga,” pintanya.