Detailnya Belum Diekspose Polisi, Dugaan Korupsi Revitalisasi Pasar Sentral Pinrang Kini Mencuat ke Publik

Detailnya Belum Diekspose Polisi, Dugaan Korupsi Revitalisasi Pasar Sentral Pinrang Kini Mencuat ke Publik

AA
Andi Ade Agsa

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini, Pinrang -- Proyek revitalisasi pasar sentral Pinrang yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah, kini menjadi atensi Tipikor Polres Pinrang. Kendati sudah ramai dibicarakan publik, detail kasus tersebut masih enggan untuk diekspose oleh polisi.

Merujuk catatan Sirup LKPP dan halaman LPSE Kabupaten Pinrang, proyek revitalisasi pasar sentral tersebut masuk dalam APBD perubahan tahun 2024, yang dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Meneral (Perindagem) Kabupaten Pinrang. Anggarannya fantastis. Nilai pagu yang ditetapkan tembus Rp2 miliar, dan dikerjakan oleh CV Putra Lapallu.

Informasi yang diterima oleh terkini.id, pihak Tipikor Polres Pinrang telah menerima aduan dugaan indikasi korupsi dari proyek tersebut. Bahkan telah melakukan beberapa kali pemanggilan terhadap kepala dinas terkait, namun berhalangan karena sakit.

Saat dikonfirmasi soal pihaknya yang sudah lama melakukan penelusuran proyek yang diduga bersoal itu, Kapolres Pinrang, AKBP Edy Sabhara, belum bisa berkomentar banyak. Bahkan soal detail kasusnya pun, ia mengaku belum tahu menahu dan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.

"Langsung ke Kasat saja," jawabnya singkat melalui pesan whatsappnya, Sabtu 17 Mei 2025.

Nah, Polemik soal pasar sentral Pinrang sebetulnya bukan hal baru. Bahkan setelah digelontorkan anggaran Rp2 miliar untuk revitalisasi, terpantau sampai saat ini tidak sedikit pedagang yang masih berjualan di jalan poros.

Pantauan terkini.id, kondisi memprihatinkan menyelimuti bagian dalam pasar. Alih-alih menjadi pusat aktivitas niaga, yang terlihat justru deretan lapak terkunci rapat. Banyak lapak kosong, tak terurus, cat mengelupas, dinding kusam dan tampak ditinggalkan begitu saja.

Salah satu pedagang yang berjualan di jalan poros berinisial, HN mengaku, terpaksa harus berjualan di emperan jalan. Itu karena ia menunggu informasi terbaru. Apakah sebetulnya rehabilitasi pasar sudah rampung atau belum.

"Simpang siur informasinya pak. Tidak jelas juga kapan dan bagaimana kita bisa kembali ke dalam," bebernya.