Terkini, Pinrang -- Abrasi yang terus menggerus tepian Sungai Saddang di Kabupaten Pinrang kini menjadi ancaman nyata bagi ribuan hektare sawah petani. Mirisnya, hingga saat ini belum ada aksi nyata dari Balai Pompengan Jeneberang untuk merespons hal itu.
Abrasi itu, terjadi di Dusun Pakoro, Desa Massewae, Kecamatan Duampanua, tepat di samping saluran induk Pekkabata yang vital bagi sistem irigasi. Bahkan, Kerusakan sepanjang kurang lebih 250 meter di bibir sungai kini mendekati titik kritis dengan tanggul yang hanya tersisa selebar 15 meter, mengancam jebol kapan saja.
"Balai ini kemana ?, karena jika tidak segera dilakukan upaya perlindungan, setidaknya 5.400 hektare sawah akan terdampak langsung," jelas Anggota DPRD Pinrang, Amri Manangkasi, Kamis 29 Mei 2025.
Menurutnya, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Jika dibiarkan, bukan hanya tanggul yang jebol, tapi juga harapan ribuan petani akan ikut hancur. Legislator Golkar ini pun mengkritik keras sikap diam Balai Pompengan Jeneberang yang hingga kini belum juga turun tangan.
"Ini harus segera dilakukan proteksi menggunakan batu gajah untuk memperkuat tanggul sebelum bencana lebih besar terjadi," pinta Amri.
Dengan tegas ia menyampaikan, bahwa Saluran induk Pekkabata yang mengalirkan air dari Bendung Benteng sejak 1983 adalah urat nadi pertanian Pinrang.
"Balai Pompengan jangan hanya duduk di belakang meja. Ini soal nasib petani, soal ketahanan pangan daerah. Proteksi darurat harus segera dilakukan," ucapnya.