Terkini, Pinrang -- Roda produksi hasil pertanian di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melaju. Potensinya bisa sampai 160 ribu ton. Kendati begitu, Bulog yang seharusnya menjadi garda terdepan, justru terpeleset pada masalah lama yang tak kunjung usai.
Kepala Bulog Pinrang, Ivan Faisal, mengakui bahwa saat ini kondisi gudang penyimpanan sudah nyaris penuh.
"Tiga gudang kami sudah penuh dan sisanya hampir tidak ada ruang tersisa," ujarnya, Selasa 15 April 2025.
Ivan menyebutkan, kapasitas maksimal gudang induk Bulog hanya mampu menampung 35.500 ton. Bahkan rencana untuk menyewa gudang tambahan dengan daya tampung 20 ribu ton pun dinilainya belum mampu menampung setengah dari total hasil panen.
Panen Mei nantinya menjadi bom waktu bagi Bulog, sebab ada potensi tambahan 91 ribu ton gabah yang siap masuk. Namun kesiapan Bulog tetap di titik nol. Tak hanya gudang, Ivan juga mengaku tak punya armada angkut.
"Kami tidak memiliki kendaraan distribusi sendiri. Jadi kami bergantung pada mitra penggilingan," akunya.
Per 14 April, BULOG Pinrang sudah menyerap sekitar 33 ribu ton gabah dan 9 ribu ton beras. Namun setelah gudang penuh, penyerapan otomatis melambat.
"Kami tetap berusaha bekerja secara optimal, walau menghadapi keterbatasan yang cukup berat, terutama dalam hal penyimpanan dan armada angkut," tambahnya.
Terkait penjualan gabah oleh petani, Ivan menyampaikan bahwa Bulog tidak membatasi tujuan penjualan, asalkan harga sesuai dengan ketentuan.
"Gabah bebas dijual ke mana saja, yang penting harganya sesuai, yaitu Rp6.500 per kilogram," beber Ivan.










