Terkini.id, Pinrang — Lima tahun terakhir Kabupaten Pinrang punya jumlah penduduk miskin yang begitu-begitu saja. Terlalu stabil dan persentasenya terpelihara dengan baik.
Hasil sensus penduduk tahun 2020 (SP2020) yang dilakukan oleh BPS Pinrang, tercatat ada sebanyak 403.994 jiwa penduduk yang kini menghuni Bumi Lasinrang. Angka itu naik pelan 52.876 jiwa penduduk jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP2010) lalu.
Dari SP2020 indikator-indikator lainnya juga ikut naik angkanya. Misalnya saja, persentase penduduk usia produktif menjadi 67,93 persen dari sebelumnya 61,47 persen. Mereka yang lansia juga naik persentasenya dari 9,29 persen menjadi 10,35 persen.
Namun pekerjaan BPS tidak sampai di situ saja. Data-data lain juga dibuatkan statistiknya. Termasuk potret kemiskinan. Data yang tersedia sekarang Maret 2016 hingga Maret 2020. Tapi entah kenapa statistik Maret 2021 belum diekspose datanya. Mungkin pencacahan sulit dilakukan. Sebab instruksi dari langit untuk bekerja dari rumah.
Tetapi data potret kemiskinan dari 2016-2020 tetap bisa digunakan. Dari situ terlihat, jumlah penduduk miskin di Bumi Lasinrang, terpelihara dengan baik. Naik sedikit. Lalu turun sedikit. Begitu-begitu saja. Itu selama, dua era kepimpinan yang berbeda.
- Peta Rencana SPBE Pinrang Segera Dirampungkan, Begini Tujuannya
- KKP Kaltara Dilantik, Begini Pesan Pemkab Pinrang
- Camat Sebut HGU Investor di Batu Lappa dan Patampanua Kabupaten Pinrang, Dikeluhkan oleh Warga
- Gerakan Anti Mager Dihelat di Pinrang, Pemkab Instruksikan Hal Ini
- Tipikor Polres Pinrang Lidik Kasus Uang Operasional Pantarlih
Nah, data tahun 2016 misalnya, jumlah penduduk miskin itu ada sebanyak 31,28 ribu jiwa. Lalu tahun 2017, naik tipis sekali menjadi 31,43 ribu jiwa. Dan tahun 2018 terkerek pelan ke angka 32,94 ribu jiwa.
Tetapi, pada ending kepemimpinan dua periode Andi Aslan Patonangi yakni tahun 2019, angka kemiskinan menjadi seret. Tersisa 31,85 ribu jiwa penduduk Bumi Lasinrang, yang perlu atensi serius dari para stakeholder.
Lalu masuk rezim selanjutnya. Periode Andi Irwan Hamid. Nasib 31,85 jiwa penduduk miskin yang dititip bupati sebelumnya, praktis jadi amanah yang mau tidak mau mesti dipikirkan tiap bupati bangun dari tidurnya.
Tetapi data tahun 2020 justru melenting sedikit berlebihan. Bahkan melewati jumlah penduduk miskin selama empat tahun sebelumnya. Yakni 33,56 ribu jiwa. Tapi tidak terlalu kelewatan. Sebab angka kemiskinan itu tetap terpelihara pada level 30-an ribu jiwa saja.
“Soal data kemiskinan itu. Saya perlu cek dulu kembali. Saya masih di Majene ini, ada agenda,” terang Andi Budaya, Sekda Kabupaten Pinrang, Rabu 28 Juli.
Dengan nada pelan dan sedikit terburu-buru, Andi Budaya menjelaskan, Covid-19 pada prinsipnya tidak berdampak signifikan untuk Pinrang secara khusus. Pertimbangannya, karena Bumi Lasinrang, bukan kota jasa. Melainkan daerah pertanian, yang diklaim masih manis produksinya dari tahun ke tahun.
“Basis kita di sini pertanian. Jadi tidak terlalu bagaimana sekali goncangannya,” katanya, menutup pembicaraan.

Kembali ke data BPS, penurunan persentase penduduk miskin di tingkat provinsi sebetulnya tetap tercermin pada level kabupaten. Terdapat 16 Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan dengan besaran penurunan berkisar antara 0,08 poin persen hingga 0,40 poin persen.
Penurunan tertinggi terjadi di Kabupaten Toraja Utara dan penurunan terbesar kedua terjadi pada Kepulauan Selayar dengan penurunan sebesar 0,35 poin, kemudian Kabupaten Barru menempati posisi ke-3 dengan penurunan sebesar 0,31 poin.
Namun di sisi lain, masih ada 8 kabupaten/kota yang masih mengalami peningkatan persentase penduduk miskin. Bahkan terdapat 13 kabupaten/kota yang memiliki persentase penduduk miskin di atas angka provinsi, termasuk Kabupaten Pinrang.